Selasa, 03 Januari 2017

Makalah Adiksi Pornografi



MAKALAH
ADIKSI PORNOGRAFI





Disusun Oleh :
Abyan Dwi Harpan (10515049)
Fikri Dio Aisy N. (12515672)
Hafidz Syams A.R. (12515986)
Sufi Ghossan (16515698)
Kelas : 2PA10


Fakultas Psikologi S-1 Psikologi
Universitas Gunadarma 2016














Daftar Isi

Daftar Isi........................................................................................................................1
I.                   Pendahuluan................................................................................................2
II.                Landasan Teori............................................................................................3
III.             Contoh Kasus..............................................................................................7
IV.             Pembahasan dan Kesimpulan......................................................................8
Daftar Pustaka.............................................................................................................10



I.       PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada era modern sekarang, hampir semua masyarakat sudah menikmati dari perkembangan teknologi. Hal-hal yang sulit dijangkau pada masa lalu, sekarang dapat dengan mudah dijangkau oleh siapa saja misal orang yang berkomunikasi menggunakan telepon.Padahal mereka berada pada tempat yang jauh dan berbeda. Apalagi pada saat ini yang sudah ada penemuan baru bernama internet. Semua yang manusia butuhkan ada di sana. Begitu pula dengan masyarakat Indonesia yang tentunya juga ingin menikmati perkembangan teknologi yang bernama internet. Namun dampak dari perkembangan teknologi tersebut tidak lah selalu kearah yang lebih baik. 
 Penggunaan internet untuk mengakses situs-situs porno memang sangat sulit untuk dihindari, mengingat bahwa situs-situs semacam itu tersedia sangat banyak dalam dunia maya tersebut. Kenyataan yang ada di Indonesia saat ini tampaknya tidak jauh berbeda. Hal itu terlihat dari masuknya situs-situs porno di search engine sebagai Top 10 Website yang paling banyak dikunjungi. Dengan melihat jumlah pengakses situs-situs porno di internet yang cenderung meningkat dari hari ke hari, maka perlu diwaspadai dampak penggunaan teknologi tersebut terhadap kesehatan mental dan hubungan interpersonal si user (pengguna).

B.     Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menghindari adiksi pornografi bagi pengguna pengguna internet dan diharapkan dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

II.    LANDASAN TEORI

A.    Adiksi

1.    Pengertian Adiksi
Menurut Nadesul (2011), adiksi merupakan gejala permukaan. Harus dipelajari pemicu yang berasal dari lingkungan dan emosi. Setelah pemicu tersebut dapat diketahui dan dapat dikontrol, orang itu dapat menggali masalah itu lebih dalam, seperti; citra diri, perawatan diri, masalah relasi, dan memotivasi sistem responder otak antara lain dengan mencari aktifitas pengganti lebih baik guna mengalihkan diri dari godaan.
Menurut Martono dan Joewana (2006), adiksi adalah suatu penyakit bio-psiko-sosial, artinya melibatkan aspek biologis, psikologis, dan sosial, juga aspek rohani.
Adiksi merupakan suatu kondisi ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya.

B.     Pornografi

1.      Pengertian Pornografi
Menurut Chatib (2012), pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan pertunjukkan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyrakat.
Menurut Irianto (2006), pornografi berasal dari kata Yunani kuno yaitu pornc dan graphos. Pornc berarti pelacur kelas rendah dan graphos berarti tulisan, sketsa, atau gambar. Dengan demikian pornografi adalah tulisan, sketsa, atau gambar tentang perempuan sebagai pelacur kelas murah.
Pornografi adalah perbuatan, gambar, tulisan, lagu, suara, bunyi, benda atau segala sesuatu yang dapat merangsang birahi manusia, menyinggung rasa susila masyarakat umum, dan dapat mengakibatkan tindakan maksiat serta dapat mengganggu ketentraman umum.

2.      Aspek-aspek Pornografi
Menurut Cerita Remaja Indonesia (2011), aspek-aspek pornografi adalah sebagai berikut;
a.       Meningkatnya berbagai kasus kekerasan seksual pada remaja.
b.      Rangsangan kuat dari luar seperti; film-film seks, games, buku-buku bacaan, dan majalah-majalah bergambar seksi.
c.       Pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual tidak hanya mengakibatkan memuncaknya atau semakin panasnya reaksi-reaksi seksual tetapi juga mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat pada diri anak.

C.    Adiksi Pornografi

1.      Pengertian Adiksi Pornografi
Menurut Mark Kastleman (dalam Pasiak, 2009), mengungkapkan adiksi pornografi disebabkan oleh stimulasi oleh pornografi yang merangsang pelepasan hormon dopamin dan endorfin. Jumlah reseptor di dalam otak juga harus terus bertambah yang dapat menggiring seseorang menjadi kecanduan.
Menurut Nadesul (2011), adiksi pornografi sama prosesnya dengan kecanduan kokain dan zak adiktif lain. Paparan pornografi menyebabkan perubahan konstan pada neurotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Seseorang yang kecanduan pornografi tak bisa mengontrol perilaku seksnya dan mengalami gangguan memori.
Menurut Durham (2015), adiksi pornografi adalah model kecanduan aktivitas seksual kompulsif dengan penggunaan dari materi pornografi, meskipun memiliki konsekuensi negatif terhadap seseorang untuk fisik, mental, sosial, atau kesejahteraan finansial.
Menurut Sanjaya, Christine, dan Arista (2010), adiksi pornografi adalah adiksi yang paling sulit diubah karena hal-hal yang terkait dengan seksual memang sangat manusiawi, untuk segala usia.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa adiksi pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual, dapat merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang, serta pecandu pornografi tidak sanggup menghentikannya.

2.      Ciri-ciri adiksi pornografi
Menurut Telkomsel (2016), ciri-ciri orang yang adiksi pornografi:
a.       Bila ditegur dan dibatasi penggunaan smartphone atau laptopnya akan marah, melawan, berkata kasar, bahkan keji.
b.      Mulai impulsif, berbohong, jorok, moody.
c.       Malu tidak pada tempatnya.
d.      Sulit berkonsentrasi.
e.       Jika berbicara menghindari kontak mata.
f.       Menyalahkan orang.
g.      Secara emosional menutup diri.
h.      Prestasi akademis menurun.
i.        Main dengan kelompok tertentu saja.
j.        Hilang empati, yang diminta harus diperoleh segera.



3.      Indikator perilaku adiksi pornografi
Menurut Kimberly (2011), perilaku adiksi pada objek pornografi dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
a.       Merasa terhanyut atau keasyikkan dengan internet berkonten pornografi.
b.      Memerlukan waktu tambahan dalam mencapai tingkat kepuasan tertentu sewaktu menggunakan internet untuk mengakses konten pornografi.
c.       Tidak mampu lagi mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet untuk mengakses konten pornografi.
d.      Merasa gelisah, murung, depresi, atau lekas marah ketika berusaha mengurangi atau menghentikan penggunaan internet untuk mengakses konten pornografi.
e.       Mengakses internet untuk mengakses konten pornografi lebih lama dari yang dia harapkan.
f.       Kehilangan orang-orang terdekatnya, pekerjaannya, kesempatan dalam pendidikan, ataupun karir karena penggunaan internet untuk mengakses konten pornografi secara berlebihan.
g.      Mulai membohongi keluarga, terapis, atau orang-orang terdekat untuk menyembunyikan perilaku, dan keterlibatan lebih jauh dengan internet dan konten pornografi.
h.      Menggunakan internet untuk mengakses konten pornografi sebagai suatu jalan keluar mengatasi masalah yang dia hadapi atau menghilangkan perasaan seperti keadaan tidak berdaya, rasa bersalah, kegelisahan, atau depresi.

III.  CONTOH KASUS

Seorang anak bernama Angga adalah siswa yang cukup berprestasi di sekolahnya, ia selalu mendapat ranking tiga besar di kelas tujuh semester satu dan semester dua. Naik kelas ke kelas delapan, sesuai peraturan sekolah kelas pun diacak kembali siswa-siswanya. Angga bertemu teman-teman baru di kelasnya dengan berbagai macam karakter. Salah satu teman angga yang bernama Resky adalah orang yang senang mengoleksi video porno. Resky mengajak Angga untuk menonton video porno bersama-sama. Keesokan harinya hampir setiap jam istirahat sekolah mereka menyempatkan untuk menonton 1 video porno. Angga penasaran bagaimana Resky mendapatkan video tersebut, lalu ia minta diajari oleh Resky bagaimana cara mengakses video porno tersebut. Resky mengajari Angga cara untuk mengakses video porno melalui internet.
Setelah pulang sekolah Angga pulang ke rumah dengan terburu-buru, ia langsung masuk kamar dan menguncinya, Angga mencoba apa yang telah diajarkan Resky kepadanya. Setelah saat itu, Angga menjadi lebih sering menghabiskan waktunya untuk menonton dan mengakses konten pornografi daripada mengerjakan tugas-tugasnya dan belajar untuk ulangan. Orang tua Angga menyadari bahwa anaknya tidak terlihat belajar saat di rumah, lalu mengancam Angga dengan cara untuk menyita smartphonenya dan memutus koneksi internet di rumah, tapi Angga malah marah-marah, lalu membohongi orang tuanya bahwa ia akan mulai rajin belajar kembali jika hal tersebut tidak dilakukan. Di sekolah, Angga menjadi orang yang tertutup terhadap teman-temannya yang rajin, dan lebih memilih bermain bersama Resky. Angga juga menjadi orang yang suka berkata-kata kasar dan sering membantah jika diberi nasehat oleh teman, guru, dan orang tuanya. Saat guru menerangkan pelajaran angga terlihat lebih sering melamun, ketika ditanya guru ia tidak bisa menjawab, nilai-nilai rapot Angga di sekolah menurun, guru-guru dan teman-temannya yang lain menjadi kurang suka dengan sifat dan sikap Angga yang sekarang.

IV.  PEMBAHASAN & KESIMPULAN

Contoh kasus diatas menunjukkan bahwa seseorang yang kecanduan pornografi berawal dari rasa penasaran dan lingkungan, karena adiksi merupakan gejala permukaan. pemicunya berasal dari lingkungan dan emosi, menempatkan seseorang dalam ketergantungan fisik dan mental terhadap hal-hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi orang yang mengalaminya. Pornografi ialah materi seksualitas bisa berupa video, gambar, dan sebagainya yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyrakat. Kecanduan Pornografi menyebabkan seseorang berperilaku agresif, menjadi orang yang tertutup di lingkungan sekitarnya, dan suka berbohong kepada orang-orang untuk memenuhi keinginannya.
Selain itu kecanduan pornografi cukup berbahaya untuk otak, sebab adiksi pornografi sama prosesnya dengan kecanduan kokain dan zat adiktif lain. Paparan pornografi menyebabkan perubahan konstan pada neurotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Seseorang yang kecanduan pornografi tak bisa mengontrol perilaku seksnya dan mengalami gangguan memori. Itulah mengapa anak pada contoh kasus diatas mengalami penurunan prestasi dan juga perubahan tingkah laku ke arah yang lebih negatif.
Berikut adalah ciri-ciri orang yang adiksi pornografi Menurut Telkomsel (2016), ciri-ciri orang yang adiksi pornografi:
a.       Bila ditegur dan dibatasi penggunaan smartphone atau laptopnya akan marah, melawan, berkata kasar, bahkan keji.
b.      Mulai impulsif, berbohong, jorok, moody.
c.       Malu tidak pada tempatnya.
d.      Sulit berkonsentrasi.
e.       Jika berbicara menghindari kontak mata.
f.       Menyalahkan orang.
g.      Secara emosional menutup diri.
h.      Prestasi akademis menurun.
i.        Main dengan kelompok tertentu saja.
j.        Hilang empati, yang diminta harus diperoleh segera.
Bila pada anak terdapat ciri-ciri diatas ada baiknya sebagai orang tua memantau pergaulan anak di lingkungannya, lalu membatasi penggunaan smartphone yang berlebihan. Seks adalah ilmu pengetahuan, lebih bagus jika orang tua mengajari secara bertahap kepada anak sesuai dengan usianya. Agar tidak kaget saat melihat atau mendengar hal-hal berbau seks, jika sebelumnya tidak mengetahui sama sekali, ketika ia tahu cenderung dapat mengalami adiksi pornografi. Apabila memang sudah terlalu kecanduan, baiknya dibawa ke terapis.



DAFTAR PUSTAKA

Chatib, M. (2012). Orangtuanya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka.
Durham, S. (2015). Opposing Pornography; A look at the Anti-Pornography
    Movement.
United Kingdom: AMF Publishing.
Irianto, S. (2006). Perempuan dan Hukum; Menuju Hukum yang Berperspektif
    Kesetaraan dan Keadilan
. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kimberly, S.Y. (2011). Internet Addiction: A Handbook and Guide to Evaluation and
    Treatment
. New Jersey: John Wiley & Sons.
Martono, L.H., dan Satya Joewana. (2006). Modul Latihan Pemulihan Pecandu
    Narkoba Berbasis Masyarakat
. Jakarta: Balai Pustaka.
Nadesul, H. (2011). Menyayangi Otak, Menjaga Kebugaran, Mencegah Penyakit,
    Memilih Makanan
. Jakarta: Buku Kompas.
Pasiak, T. (2009). Unlimited Potency of The Brain. Jakarta: Mizan Publishing.
Sanjaya, R., Christine Wibhowo, dan Arista Prasetyo Adi. (2010). Parenting Untuk
    Pornografi di Internet
. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Telkomsel. (2016). 17 Rumus Keren InternetBAIK. Jakarta: InternetBAIK.

Cerita Remaja Indonesia. (2001). Materi Yang Menonjolkan Seks di MediaI.
    Diunduh 23 Desember 2016 dari
   
http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mblmateriseksual.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rancangan Aplikasi Sistem Informasi Psikologi

Nama Kelompok Fahri 12515386 Sufi Ghossan 16515698 Rancangan Aplikasi Tes APM Model sistem secara manual yang digunakan adalah...