Selasa, 24 Oktober 2017

Pengertian Bakat Dan Ciri-ciri Anak Berbakat

Pengertian Bakat

Bakat merupakan suatu kondisi atau suatu kualitas yang dimiliki individu, yang memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa mendatang (Sukardi, 1997).
Menurut Gulitford (1959) menyatakan bahwa "bakat berkaitan dengan kecakapan untuk melakukan sesuatu" (Notoatmodjo, 1997).
Menurut Woordworth dan Marquis (1957) "Bakat adalah salah satu kemampuan manusia (achievement, capacity, and aptitude)" (Notoatmodjo, 1997).

  • Achievements = actual ability -- Dapat diukur dengan tes tertentu.
  • Capacity = ability -- Tidak dapat diukur secara langsung.
  • Aptitude -- Kualitas psikis yang hanya dapat diungkapkan dengan tes.


Ciri-ciri Anak Berbakat

Ciri-ciri anak berbakat intelektual sebagai berikut menurut (Balitbangdikbut, 1986 dalam Hawadi, 2002)
  1. Membaca pada usia lebih muda
  2. Rasa ingin tahu yang kuat
  3. Minat luas dan banyak kegemaran
  4. Dapat bekerja sendiri
  5. Pengamatan yang tajam
  6. Senang mencoba hal-hal baru
  7. Berfikir kritis
  8. Daya imajinasi yang kuat
  9. Tidak cepat puas dengan prestasinya
  10. Senang memecahkan masalah
  11. Daya abstrak yang jelas
  12. Kreatif dan original dalam gagasan
  13. Ingatan yang baik
  14. Pembendaharaan kata
  15. Perilaku terarah pada tujuan


Daftar Pustaka:

Akbar, Reni dan Hawadi. 2010. Menguatkan Bakat Anak. Jakarta: PT Grasindo

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Jumat, 06 Oktober 2017

Pengembangan Kreativitas & Keberbakatan: Tokoh Yang Berbakat dan Kreatif



Dalam blog ini saya akan menuliskan biografi singkat dan sepenggal kisah cinta tentang seorang tokoh terkenal di Indonesia yaitu B.J Habibie. Dan  dikait dengan teori Psikologi Eksistensial dari Rollo May.

Saat Masih Muda

Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan “blaster” antara orang Jawa [ibunya] dengan orang Makasar/Pare-Pare [ayahnya].

Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh ibunya,  R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.

Karir di Industri

Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm  atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.

Kembali ke Indonesia

Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah insinyur  untuk bekerja di industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas rekomendasi Pak Habibie. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri dirgantara (dan kemudian maritim dan darat). Dan ketika (Alm) Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang ke Indonesia, BJ Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestise tinggi di Jerman. Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada bangsa ini.

Visinya yang langsung membawa Indonesia menjadi negara Industri mendapat pertentangan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri yang menghendaki pembangunan secara bertahap yang dimulai dari fokus investasi di bidang pertanian.

Habibie menjadi RI-1

Tiga tahun setelah kepulangan ke Indonesia, Habibie (usia 41 tahun) mendapat gelar Profesor Teknik dari ITB. Selama 20 tahun menjadi Menristek, akhirnya pada tanggal 11 Maret 1998, Habibie terpilih sebagai Wakil Presiden RI ke-7 melalui Sidang Umum MPR. 

Soeharto mundur, maka Wakilnya yakni BJ Habibie pun diangkat menjadi Presiden RI ke-3 berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Namun, masa jabatannya sebagai presiden hanya bertahan selama 512 hari. 

Habibie merupakan presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan terutama di bidang IPTEK baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jasa-jasanya dalam bidang teknologi pesawat terbang mengantarkan beliau mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagaai Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield Institute of Technology dan Chungbuk University.

Kisah Cinta Habibie Pada Ainun yang Tidak Pernah Sirna Walau Ajal Memisahkan

Cinta itu nyata dan masih terus berlanjut meski secara fisik Ibu Ainun sudah tak lagi hadir menemani Pak Habibie.

Beberapa tahun lalu, wanita yang telah empat puluh delapan tahun mendampingi Pak Habibie ini meninggal karena sakit yang dideritanya. Duka yang mendalam menghinggapi Pak Habibie. Bayangkan saja, wanita yang menjadi cinta pertama dan menemani perjalanan karirnya dari  Jerman hingga menjadi presiden Republik Indonesia, tiba-tiba harus pergi. Meski Pak Habibie tak lagi menangisi kepergian istrinya, namun cinta padanya selalu hadir dan tak pernah tergantikan.

Cinta itu diwujudkan dalam bentuk bunga yang selalu menghiasi makam Ibu Ainun

Begitulah pengakuan netizen yang bercerita tentang makam Ibu Ainun yang selalu dihiasi dengan bunga segar. Pengguna Path tersebut bercerita bahwa saat dia nyekar ke makam opanya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, dia mendapati sebuah makam yang cantik dengan bunga-bunga segar. Setelah bertanya kepada penjaga, dia pun mendapati bahwa makam tersebut merupakan makam Ibu Ainun, istri Presiden RI ke tiga Bapak BJ Habibie.

Setiap Jumat Pak Habibie selalu mengunjungi makam Ibu Ainun untuk berdoa dan tahlilan di sana

Menurut penjaga makam tersebut, Pak Habibie rutin datang ke makam Ibu Ainun dengan membawa bunga. Di pekan-pekan pertama sejak kepergian Ainun, hampir setiap hari Habibie datang ke makam sang istri dan membaca doa. Gara-gara kebiasaan ini salah seorang sahabat Habibie, Alm. Rosihan Anwar, pernah menasehatinya. Dia mengatakan, bahwa dirinya juga pernah mengalami hal yang sama dengan Pak Habibie; yakni merasa kehilangan dan mengunjungi makam setiap hari. Pada Pak Habibie, Rosihan Anwar mencoba mengingatkan bahwa hidupnya harus terus berjalan, meski rasa cinta itu tak pernah padam. Sekarang Habibie hanya menyempatkan diri untuk ke makam pada hari Jum’at saja.

Dua hari sekali, selalu ada orang yang datang untuk membersihkan dan mengganti bunga di makam Ibu Ainun

Dalam cerita yang ditulis netizen tersebut juga dikisahkan bahwa setiap dua hari selalu ada orang yang datang untuk mengganti bunga di makam Ibu Ainun. Rupanya, Pak Habibie selalu ingat bahwa Ibu Ainun selalu suka dengan keindahan. Untuk itu Pak Habibie tak ingin makam Ibu Ainun tampak sepi. Melalui bunga-bunga segar, Pak Habibie seolah ingin menghadirkan kesegaran di makam Ibu Ainun.

Pak Habibie pun telah menyiapkan lahan khusus di samping makam Ibu Ainun, jika sudah dipanggil Sang Pencipta pun beliau tak ingin jauh-jauh dari kekasihnya


Dalam foto yang diunggah oleh salah seorang netizen itu pun juga nampak bahwa lahan samping Ibu Ainun masih kosong. Ya. Lahan itu memang disiapkan khusus untuk Pak Habibie. Sebagai seorang manusia biasa, Pak Habibie sadar bahwa pada saatnya nanti ada waktunya beliau harus pergi dari dunia karena dipanggil Sang Pencipta. Untuk itu, Pak Habibie telah menyiapkan sebuah tempat untuk istirahat panjangnya nanti. Tempat itu tidak lain ada tepat di samping Ibu Ainun.

Tak sekedar mengharukan, kisah Habibie dan Ainun juga memberikan kita pelajaran bahwa cinta bisa terus tumbuh dan bisa diungkapkan bahkan kepada ia yang telah pergi untuk selamanya

Dari kisah Pak Habibie dan Ibu Ainun, kita banyak mendapatkan pelajaran. Tentang cinta yang tumbuh dengan sederhana. Tentang perjuangan hidup yang dilewati dengan saling berbagi. Dan, tentang keikhlasan hati yang harus dilewati saat salah satu harus pergi. Kecintaan Pak Habibie pada sang istri ini juga mengajarkan pada kita bahwa cinta sejati tak akan mampu pergi meski secara fisik, dia yang kita cinta sudah tak tampak lagi. Pak Habibie juga mengajarkan pada kita bagaimana mengingat mereka yang sudah terlebih dahulu pergi. Mengirim doa adalah cara terbaik mencintai mereka yang sudah dipanggil Sang Pencipta.

Teori Psikologi Eksistensial Rollo May

Menurut Rollo May, ada tiga ciri masalah utama manusia modern, yaitu kekosongan, kesepian, dan kecemasan.
  1. Kekosongan: adalah kondisi individu yang tidak lagi mengetahui apa yang diinginkannnya,  dan tidak lagi memeiliki kekuasaan terhadap apa yang terjadi dan dialaminya. 
  2. Kesepian: dialami individu-individu dalam masyarakat sebagai akibat langsung dari kekosongan, keterasingan dari diri sendiri dan sesama. Individu dalam masyarakat modern mengalami ketakutan akan kesepian.
  3. Kecemasan: Ketidakmenentuan yang semakin besar dari hari ke hari, tidak bisa tidak telah meningkatkan kecemasan individu dalam masyarakat modern. 

Analisis Kasus Dengan Teori Rollo May

Dari kasus diatas tentang meninggalnya istri tercinta Habibie. Berikut analisis kasus, dikaitkan dengan teori.
  1. Kekosongan: pada saat Ibu Ainun meninggal dunia, Bapak Habibie tak mau jauh / lepas dari almarhumah. Tidak lagi mengetahui apa yang diinginkannya, semua yang dilakukan Pak Habibie selalu ingin melakukan yang terbaik untuk mendiang Istrinya.
  2. Kesepian: setelah kehilangan Ibu Ainun, setiap hari Jum'at Pak Habibie selalu mengunjungi makam Ibu Ainun.
  3. Kecemasan: cintanya begitu besar kepada Ibu Ainun, Pak Habibie telah menyiapkan makam untuk dirinya sendiri, karena tidak ingin jauh dari Ibu Ainun.

Minggu, 01 Oktober 2017

Pengembangan Kreativitas & Keberbakatan: Jurnal Pribadi



Saya bernama Sufi Ghossan, dalam tulisan ini saya akan menceritakan tentang pencapaian saya juara pertama mewarnai tingkat SD tahun 2005, ketika berusia enam tahun kelas satu SD. Mewarnai atau menggambar itu adalah hobi sekaligus pengalaman saya sewaktu masih kecil.

Saya menyukai seni menggambar dari Ayah saya, mungkin bakat turunan dari Ayah, jadi saya suka dengan yang namanya menggambar. Sebelum masuk Sekolah Dasar saya sering mencorat-coret tembok rumah dengan maksud ingin menggambar apa saja yang terlintas dalam imajinasi saya saat masih kecil, bukan gambar bagus yang saya dapat, tetapi gambar abstrak tak jelas yang saya gambar di tembok rumah.

Pada saat masuk SD kelas satu, dari semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, saya paling suka pelajaran Seni Budaya Dasar, karena sudah jelas dalam pelajaran ini diharuskan untuk menggambar lalu di nilai oleh guru, dan hal ini yang saya suka pada saat itu. Saya ingat ketika saya menggambar, ada dua gunung diapit oleh jalanan ditengah-tengahnya, lalu ada rumah, sawah-sawah, diatasnya ada matahari, awan dan burung. 

Gambar ini menjadi gambar legendaris pada zaman sekarang.

 












Dan ternya ada didunia nyata.

 












Lanjut, cerita singkat mengenai lomba mewarnai, saya tidak ingat tanggal dan bulan berapa, yang pasti pada tahun 2005. Lomba diikuti oleh semua siswa/i kelas satu. Beberapa anak masuk dalam rungan kelas, lalu kertas bergambar dibagikan satu-satu pada setiap anak, untuk mewarnainya bawa pensil warna sendiri dan mulailah saya menggambar. Saya memilih warna-warna yang saya suka. Gambar itu berupa ikon Curcuma Plus, kalau tidak salah dalam gambar itu ada dua anak kecil yang terlihat riang gembira bersama, sepertinya kakak beradik. Tidak lama waktu batas lomba telah selesai.

Pada saat sebelum ikut lomba, saya melihat deretan piala itu, sangat menarik untuk dibawa pulang tapi itu hanya angan-angan saya saat itu. Setelah ikut lomba dan setelah hari itu, saya berada dikelas, lalu ada guru yang datang kemudian menyebut nama saya, saya ikut dengan guru itu, dengan polosnya karena tidak tau untuk apa, saya ikut saja. Dan ternyata didalam ruangan guru atau kelas, saya lupa. Saya diberi selamat oleh beberapa guru kemudian saya diberi piala dan sebuah amplop.

Saya senang karena saya dapat apa yang saya mau. Setibanya dirumah, saya mengejutkan Ibu, dengan langsung menunjukan piala itu dihadapannya, terlihat bahagia karena itu adalah piala pertama saya saat berusia 6 tahun.

Demikian cerita singkat ini, semoga ini bisa menjadi motivasi bagi yang membacanya.

Rancangan Aplikasi Sistem Informasi Psikologi

Nama Kelompok Fahri 12515386 Sufi Ghossan 16515698 Rancangan Aplikasi Tes APM Model sistem secara manual yang digunakan adalah...